Followers
Friday, June 10
pemerintah khianat
Renungan untuk pemimpin, pegawai dan pekerja
Dari Abu Humaid as-Sa’idi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hadiah untuk para pegawai adalah ghulul (harta yang di dapat dari khianat terhadap amanah, ).” (Hr. Ahmad, )
Dari ‘Adi bin ‘Amirah al-Kindi, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang kami beri amanah dengan suatu pekerjaan, lalu dia tidak menyerahkan sebatang jarum atau yang lebih bernilai daripada itu kepada kami, maka harta tersebut akan dia bawa pada hari kiamat sebagai harta ghulul .” (Hr. Muslim,)
Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, Buraidah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang kami pekerjakan, lalu dia telah kami beri gaji, maka semua harta yang dia dapatkan di luar gaji (dari pekerjaan tersebut ) adalah harta yang berstatus ghulul .” (Hr. Abu Daud, )
. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Menurut Syekh Abdul Muhsin al-Abbad, orang-orang yang tidak memperdulikan halal dan haram memiliki prinsip bahwa semua harta yang boleh didapatkan itulah harta yang halal, sedangkan semua harta yang tidak boleh mereka dapatkan itulah harta yang haram. Adapun dalam ajaran Islam, sesuatu yang halal adalah semua hal yang dihalalkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, sesuatu yang haram adalah semua hal yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. “Sesungguhnya bagian badan manusia yang pertama kali membusuk adalah perutnya. Oleh kerana itu, barangsiapa yang mampu untuk memakan makanan yang halal saja, maka hendaknya dia usahakan.” (Hr. Bukhari,)
Harta yang diperolehi para penguasa dan penjawat awam yang berasal dari harta atau tanah milik negara atau milik masyarakat yang diambil dengan jalan pemaksaan, kekerasan, tekanan dan penyalahgunaan kuasa. Kesemua harta yang diperolehi dengan cara ini adalah haram dan merupakan suatu kezaliman. Hal ini sama dengan kecurangan dan pelakunya akan masuk neraka berdasarkan hadis Nabi SAW,
“Barangsiapa yang secara zalim mengambil sejengkal tanah, maka kelak ia akan dikalungi Allah dengan (belenggu seberat) tujuh lapis bumi” [HR Mutafaq Alaih].
0 comments:
Post a Comment