Followers
Wednesday, July 27
Ulul amri atau Aimmah almudhilin
Ulul amri Malaysia
Dari Tsauban, ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya yang aku takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/ pemimpin-pemimpin yang menyesatkan'." (H.R Ahmad)
Agak2nya, siapakah imam-imam yang menyesatkan (aimmah mudhillin) itu?
Imam Al-Munawi menjelaskan, Imam-imam yang menyesatkan (al-Aimmah al-mudhillin) ertinya seburuk-buruk pemimpin, yang menyimpang dari kebenaran dan menyelewengkan kebenaran.
Sementara itu Al-Mubarokafuri menjelaskan, Imam-imam yang menyesatkan, ertinya penyeru-penyeru kepada bid’ah-bid’ah, kefasikan (pelanggaran-pelanggaran) dan fujur (kejahatan-kejahatan).
Nabi Muhammad saw sangat bimbang terhadap pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. Namun kenapa kadang di antara ulamak yang mewarisi Nabi Muhammad saw sengaja membiarkan tokoh sesat menyesatkan bermaharajalela.
Mereka ini mencampur adukkan antara yang haq dengan yang batil, bahkan kebatilannya itu sudah menyangkut masalah yang paling asas yakni aqidah/keyakinan dan keimanan. dan sebagainya.
Nabi Muhammad saw yang bersabda:.
“Sesungguhnya yang aku takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/pemimpin-pemimpin yang menyesatkan.” Walaupun kesesatan, penyesatan, kezaliman telah dilancarkan oleh para aimmah (pemimpin), namun Umat Islam ini kadang2 terus mendukungnya, sampai menciumi tangannya.
Rasullah juga pernah bersabda
"Sesungguhnya yang paling aku takuti dari ummatku adalah setiap orang munafiq yang pandai bersilat lidah." (HR. Ahmad dan Ibnu Bathah )
Setiap orang munafiq yang pandai bicara, adalah sangat dibimbangi bahayanya terhadap Umat Islam ini.
Bagaimana pula jika beruk2 munafiq-munafiq yang pandai bicara itu menjadi ramai, lalu diberi kesempatan yang banyak pula oleh media massa untuk menyampaikan hal-hal yang sangat merbahaya bagi Umat Islam. Dan bagaimana pula bila mereka itu berkomplot dengan aimmah mudhillin tersebut?
Benarlah kebimbangan Nabi Muhammad saw tentang bahaya dua kelompok orang itu, yakni pemimpin-pemimpin yang menyesatkan, dan orang-orang munafiq yang pandai bicara itu.
Bagaimana pula kalau keadaannya jika pemimpin berperangai seperti dibawah :
- Para pemimpin seorang yang suka kepada perkara tahyul seperti jumpa bomoh atau seumpamanya.
- Pemimpin ketika memimpin mendapat bisikan dari orang-orang munafik yang pandai bicara.
- Sementara itu masyarakat yang dipimpin rata-rata awam dalam pengetahuan agama.
- Muncul pula pemimpin yang kononnya menyemarakkan agama, namun kalau disesuaikan dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah dengan cara pemahaman yang sesuai dengan cara para sahabat, tabi’ien dan tabi’et tabi’ien serta para ulama yang mengikuti jalannya, ternyata jauh menyimpang.
- Sementara Umat Islam ini secara berterusan telah dipengaruhi aqidahnya (keyakinannya) dengan aqidah Islam yang palsu.
Yang tinggal hanya memburu nafsu bahkan cenderung menjadi hedonis, memburu nafsu untuk kenikmatan peribadi; maka mereka mengejar kenikmatan dengan cara menjauhi hukum Allah Ta’ala. Mereka mencari jalan pintas,dengan melakukan kemungkaran, menjadikan sumber pendapatan haram sebagai halal.
Celakanya lagi, kezaliman,penindasan, rasuah, pecah amanah dan kegilaan kuasa. Dalam keadaan yang seperti ini, sebenarnya manusia ini terutama para pemimpin telah diingatkan dengan tegas, jangan sampai ada pengkhianatan amanah.
Hal itu telah disebut dalam ayat,
"dan fitnah (kemusyrikan) itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan". (QS. Al-Baqarah [2] : 191).
Ketika yang diberi amanah justeru membiarkan masalah ini berterusan, maka ancaman dahsyat telah ditegaskan.melalui sabda Nabi.
“Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan jujur, kecuali tak bakalan mendapat bau surga.” (HR. Al-Bukhari)
“Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan surga baginya.” (HR. Al-Bukhari- 6618)
Dalam kecelaruan melayari hidup dalam dunia ini,rupa2nya Allah tetap mengutuskan atau melahirkan manusia2 yg masih berpegang kepada tali Allah, walaupun berbagai fitnah, kecaman, kesengsaraan dan tindasan diterima tetapi diberikan kekuatan dari Allah untuk terus istiqamah kepada agamanya.
Sabda rasullah saw:
"Dan sekelompok dari umatku akan sentiasa di atas kebenaran dan menang. Orang yang menentang mereka sama sekali tidak membahayakan mereka hingga keputusan Allah 'Azza wajalla datang." (HR. Ahmad).
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yang tetap mengikuti kebenaran, dan dihindarkan dari fitnah al-aimmah al-mudhillin dan munafiqin ‘alimil lisan, di manapun dan sampai bila-bilapun. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin. Read more...