1. Dosa yang paling besar ialah takut.
2. Bahaya yang paling besar ialah putus asa.
3. Berani yang paling besar ialah sabar.
4. Hadiah yang paling Besar ialah kesempatan.
5. Modal yang paling besar ialah "PERCAYA PADA DIRI SENDIRI"
Followers
Tuesday, June 7
persamaaan firaun dahulu dan sekarang
Dalam masalah politik Nabi bersabda,
“Imam atau pemimpin kalian yang terbaik adalah orang-orang yang kalian cintai dan mereka yang mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka juga mendoakan kalian. Imam atau pemimpin kalian yang terburuk adalah orang-orang yang kalian benci mereka juga membenci kalian, kalian mencela mereka dan mereka juga mencela kalian”.
Kisah-kisah yang diceritakan Al Qur-an kepada kita menjadi pelajaran bahwa para diktator seperti Namrudz di zaman Ibrahim AS, dan Fir’aun di zaman Musa AS adalah model penguasa yang dibenci Allah dan kaum muslimin mesti menganggapnya sebagai sumber kemungkaran. Dari kisah Musa AS, Al Qur-an mengungkapkan bahwa kediktatoran terjadi berdasarkan perangai empat pihak yang keji dan tercela,
Pertama: Penguasa yang angkuh yang melihat seolah2 tiada kuasa yg lebih besar dari dirinya di muka bumi, yang bertindak sewenang-wenang terhadap hamba-hamba Allah, penguasa seperti ini boleh dianggap sebagai Fir’aun.
Kedua, Politikus oportunis yang menggunakan kepintaran dan pengalamannya untuk melayani kepentingan penguasa atau ketuany, untuk memantapkan kekuasaan dan meningkatkan popularitinya, sehingga dia selalu dipatuhi rakyat. Politikus seperti ini diwakili oleh Haman.
Ketiga, Kapitalis dan feodalis yang mengambil manfaat dari pemerintahan yang zalim. Mereka mendukung pemerinthan ini dengan mengeluarkan sebagian hartanya untuk mendapatkan harta yang lebih banyak lagi dengan memeras keringat dan darah rakyat. Kelompok ini diwakili oleh Qarun….
Keempat, Para penasihat spiritual, para ulamak jahat, yang selalu menipu rakyat dengan menhalalkan perbuatan zalim penguasa berdasarkan memperbodohkan rakyat dengan dalil-dalil putarbelit merka. Kelompok ini diwakili oleh tukang-tukang sihir Fir’aun termasuk mantan ulama bernama Bal’aam bin Baura.
Keempat kelompok ini bergabung kerana kepentingan material dan keegoaan. Al Qur-an mengungkapkan sifat keempat kelompok tersebut dan sikap mereka dalam menghalang risalah Musa AS, sehingga akhirnya Allah membungkam mereka dengan kekuasaan-Nya.
Dengan cermat sekali Al Qur-an mengaitkan antara kezaliman penguasa dengan tersebarnya kerosakan, yang merupakan penyebab runtuhnya berbagai bangsa di masa lalu,
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabbmu berbuat terhadap kaum ‘Aad, (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamut yang memotong batu-batu yang besar di lembah, dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negerinya, lalu mereka berbuat banyak kerosakan dalam negeri itu, kerana itu Rabbmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengawasi. (QS. 89. Al Fajr:6-14)
Kadang-kadang Al Qur-an mengungkapkan “kezaliman” dengan kata “keangkuhan”, yaitu kesombongan dan keangkara murkaan dengan menghina dan merendahkan hamba-hamba Allah. Allah berfirman tentang Fir’aun,
“Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerosakan”. (QS. 28. Al Qashsash:4)
Firman Allah,
“Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas”. (Ad Dukhan: 3)
Disamping mencela penguasa yang sombong. Al Qur-an juga mencela bangsa yang tunduk kepada orang-orang yang zalim itu. Firman Allah tentang kaum Hud,
“Dan itulah kisah kaum Aad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai Rasul-rasul Allah dan menuruti semua perintah penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran)”. (Hud: 59)
Firman Allah tentang kaum Fir’aun,
“Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataanitu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik” (Az Zukhruf:54)
“Tapi mereka mengikuti perintah Fir’aun, padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah perintah yang benar. Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi”. (Hud: 97-9
Ketika Fir’aun ditanya, “Kenapa kamu jadi Fir’aun?” Dia menjawab, “Saya tidak menemukan orang yang akan meluruskan tindakan saya”.
Jadi ingin saya pinjam kata2 seorang sahabat, tepuk dahi tanya akal, kita ini tergolong dalam kumpulan yg empat tadi atau yg kelima.
Read more...
Subscribe to:
Posts (Atom)